Senin, 27 Oktober 2014

Media Pembelajaran PAK Berbasis Komputer



Istilah komputer diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon).   Definisi komputer disampaikan oleh Hamacher yang dikutip oleh Wahono (2003), komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemiduan memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.[1]
            Pada dasarnya komputer memiliki tiga sifat, yaitu bekerja dengan menggunakan tenaga listrik (elektronik), bekerja berdasarkan program, dan bekerja dalam satu sistem.[2] Sistem kerja dalam sebuah unit komputer dapat digambarkan sebagai berikut:[3]


 





Gambar.2.1. Sistem kerja dalam unit komputer

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran adalah untuk memfasilitasi guru  dalam kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu, harus mampu merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat memberikan rangsangan belajar baru bagi pembelajar.[4] Dengan demikian media yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong pembelajar untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.
Media Komputer dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa bentuk penggunaan media komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:[5]
Media komputer dalam pembelajaran memiliki beberapa tujuan yaitu: Pertama, tujuan kognitif, komputer dapat mengajarkan konsep aturan, prinsip, langkah-langkah, dan proses serta kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat  menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan menggabungkan visual dan audio yang dianimasikan sehingga sesuai untuk kegiatan pembelajaran mandiri.  Kedua, Tujuan Psikomotorik, bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan dan simulasi sangat baik digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.. Ketiga, Tujuan Afektif, program yang dirancang secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video dapat menggugah perasaan dan pembelajaran/ pengajaran.[6]
Jadi pemanfaatan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen berbasis komputer saat ini bukan hal yang luar biasa. Penggunaan komputer merupakan hal yang menarik bagi siswa, siswa akan merasa senang sehingga siswa akan optimal dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
Media Komputer dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa bentuk penggunaan media komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:[7]

Media Presentasi
Menurut Rahadi,  media presentasi merupakan suatu pesan atau materi yang akan disampaikan yang dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji (proyektor). Pesan atau materi yang dikemas dapat berupa teks, gambar, animasi dan video yang dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh.[8] Media presentasi sendiri memiliki manfaat memudahkan dalam menyampaikan pesan atau materi yang akan disampaikan, media presentasi ini memiliki kemampuan dalam pengolahan teks, warna dan gambar, serta animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya”. [9]
Media presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa.[10]
Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang  cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft incCorel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.[11]
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah  perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam  kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan  berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).[12]
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal.
Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Di antaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.

CD Multimedia Interaktif
CD Interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.
Model-model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD Multimedia Interaktif banyak dilakukan oleh lembaga lembaga profesional dengan pendidikan sistem jarak jauh (distance teaming).[13] Dalam sistem belajar tersebut, seorang peserta didik cukup mempelajari materi dalam bentuk CD multimedia interaktif. Di dalam CD tersebut berisi materi-materi yang wajib dipelajari. Materi juga dilengkapi dengan kuis-kuis untuk latihan. Konsep seperti itu dapat diterapkan urituk sistem pembelajaran di perguruan tinggi. Dosen/ guru dapat menyusun materi dalam bentuk buku, kemudian diubah menjadi format digital. Buku-buku digital dikemas ke dalam CD yang disertai presentasi materi kuliah yang interaktif. Dalam CD tersebut juga disertai kuis-kuis untuk latihan. Dengan CD interaktif tersebut, siswa dapat memutar berulang-ulang sehingga materi yang disajikan dapat benar-benar dipahami dengan mudah dan praktis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:[14] Pertama, Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Kedua, Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran Berprograma tipe Branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan.[15] Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga, Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Keempat, Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan.[16]
Pada umumnya tipe penyajian yang banyak digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya. Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware. Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruktur. Siswa dapat memulai belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu, materi-materi yang diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh siswa terhadap software tersebut. Terdapat juga fungsi repeat, bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan secara menyeluruh.

Video Pembelajaran.
Menurut Cheppy Riyana dalam bukunya, media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.[17] Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televise. Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio visual direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetik.[18]
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran adalah adalah rangkaian gambar hidup yang ditayangkan oleh seorang pengajar yang berisi pesan-pesan pembelajaran untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.
Selain CD interaktif, video termasuk media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di Kelas. Video ini bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di Kelas cocok untuk mengajarkan suatu  proses.

Internet
Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to connect with each other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.[19]
Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan dengan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide area network) ajaran dan media komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung dengannya boleh melakukan komunikasi diantara satu sama lain (Brace, 1997).[20]  Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi kerana tiada satu pihak pun yang mengatur dan memilikinya. Brace juga menyebutkan Internet sebagai suatu "kesepakatan", karena untuk membolehkan hubungan dan berkomunikasi setiap komputer harus menggunakan protokol piawai iaitu TCP/IP ( Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang disetujui bersama.[21] Dengan kata lain walaupun suatu komputer terhubung ke dalam jaringan Internet, tetapi kalau ia tidak menggunakan komunikasi pengiriman dan penerimaan yang piawai telah disetujui tersebut, maka komunikasi tidak boleh dilaksanakan.
Manfaat internet  lebih banyak disebabkan oleh kecepatan, kemudahan, murah dan canggih. Internet saat ini lebih cenderung digunakan untuk kebutuhan e-mail dan browsing, padahal kemampuan dan fasilitas dari internet lebih dari itu. Transfer pengetahuan yang dimungkinkan melalui internet justru bisa lebih jauh efektif sekaligus efisien untuk membentuk intelektual manusia muda dan masa depan.[22]
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine, 1997).[23] Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (.arts).[24]
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya.[25]
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:Pertama, Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas. Kedua, Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa. Ketiga, Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Keempat, Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa. Kelima, Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Keenam, Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line.[26]
Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).  Pembelajaran melalui internet di Sekolah dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a course listserv., i.e., electronic discussion group, (2) Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.[27]
Setelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui intenet. 
Karakteristik/potensi internet sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi dengan yang lainnya.  Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui internet.

Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan web based learning dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi Internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakkan materi belajar pada web untuk kemudian diakses melalui komputer web digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak dimiliki media kertas ataupun media lain. Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi web untuk pembelajaran dengan meletakkan materi belajar secara online, lalu menugaskan peserta didik untuk mendapatkan (downloading) materi belajar itu sebagai tugas baca. Setelah itu mereka diminta untuk mengumpulkan laporan, tugas dan lain sebagainya kembali ke guru juga melalui Internet.
Pemanfaatan E-learning Untuk Pembelajaran
Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik mereka masing-masing. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web dengan sistem e-learning sehingga memungkinkan peserta didik untuk mengakses informasi secara fleksibel tanpa terbatas waktu dan tempat.[28]
Menurut Jaya Kumar C. Koran (2002), e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Adapula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media Internet. 
Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggungjawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’
 akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Cisco (2001) menjelaskan karakteristik e-learning, antara lain: Pertama, Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks). Ketiga, Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat, Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu: sederhana, personal, dan cepat.
Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.


[1]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 177.

[2]Daryanto, Keterampilan Dasar Pengoperasian Komputer (Bandung: Yrama Widya, 2004), 11-12.

[3]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 177.
[4]Hujair AH Sanaky, 207. 

[5]Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, Materi Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah  (Jakarta:t.p., 2008).

[6]I Simamora, Roymond H., Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009), 70.

[7]Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, Materi Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah  (Jakarta:t.p., 2008).

[8]Drs. Kenthut Aristo Rahadi, Pembuatan Media Presentasi, Pelatihan Pemanfaatan Tik Untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), 4.  
[9]Ibid, 6.

[10]Wahana Komputer, Presentasi Kreatif dengan Microsoft PowerPoint 2007 (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007), 2.

[11]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 147.

[12]Ibid.
[13]Chomsin S. Widodo, M.SI dan Jasmadi, STP, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), 204.

[14]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 148.

[15]Nana Sudjana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran (Jakarta: LPFE Univeritas Indonesia, t.t.), 139.

[16]Eleanor. L Criswell, Intructional Games (t.k.:t.p.,1989), 20.

[17]Cheppy Riyana. Pedoman Pengembangan Media Video ( Jakarta: P3AI UPI, 2007), 2.

[18]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2002), 36.
[19]Rusman, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran (Bandung: UPI, 2009), 183.

[20]Hujair AH Sanaky, 217.

[21]Ibid., 218.

[22]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 182.

[23]Rusman, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran, 184.

[24]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 306.

[25]Yudhi Munadi,156.

[26]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 307.
[27]Rusman, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran, 185.
[28]Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 137.