Istilah komputer diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon). Definisi
komputer disampaikan oleh Hamacher yang dikutip oleh Wahono (2003), komputer
adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemiduan memprosesnya
sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi.[1]
Pada dasarnya komputer
memiliki tiga sifat, yaitu bekerja
dengan menggunakan tenaga listrik
(elektronik), bekerja berdasarkan program, dan bekerja dalam
satu sistem.[2] Sistem kerja dalam sebuah unit komputer dapat
digambarkan sebagai berikut:[3]
Gambar.2.1. Sistem kerja
dalam unit komputer
Penggunaan komputer sebagai media
pembelajaran adalah untuk memfasilitasi guru
dalam kegiatan pembelajaran, agar pembelajaran lebih menarik,
menyenangkan dan mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Penggunaan
komputer sebagai media pembelajaran harus mempunyai tujuan untuk memberikan
motivasi kepada pembelajar. Selain itu, harus mampu merangsang pembelajar
mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat memberikan rangsangan belajar
baru bagi pembelajar.[4] Dengan
demikian media yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengaktifkan pembelajar
dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong pembelajar untuk
melakukan praktek-praktek dengan benar.
Media Komputer dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai
alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi
untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani
kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa bentuk penggunaan media
komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:[5]
Media komputer dalam pembelajaran
memiliki beberapa tujuan yaitu: Pertama,
tujuan kognitif, komputer dapat mengajarkan konsep aturan, prinsip,
langkah-langkah, dan proses serta kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana
dengan menggabungkan visual dan audio yang dianimasikan sehingga sesuai untuk
kegiatan pembelajaran mandiri. Kedua, Tujuan Psikomotorik, bentuk
pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan dan simulasi sangat baik
digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.. Ketiga, Tujuan Afektif, program yang dirancang secara tepat dengan
memberikan potongan klip suara atau video dapat menggugah perasaan dan
pembelajaran/ pengajaran.[6]
Jadi pemanfaatan Media Pembelajaran Pendidikan Agama
Kristen berbasis komputer saat ini bukan hal yang luar biasa. Penggunaan komputer
merupakan hal yang menarik bagi siswa, siswa akan merasa senang sehingga siswa
akan optimal dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas.
Media Komputer dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai
alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi
untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani
kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa bentuk penggunaan media
komputer yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:[7]
Media
Presentasi
Menurut Rahadi, media
presentasi merupakan suatu pesan atau materi yang akan disampaikan yang dikemas
dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji
(proyektor). Pesan atau materi yang dikemas dapat berupa teks, gambar, animasi
dan video yang dikombinasi dalam satu kesatuan yang utuh.[8] Media
presentasi sendiri memiliki manfaat memudahkan dalam menyampaikan pesan atau
materi yang akan disampaikan, media presentasi ini memiliki kemampuan dalam
pengolahan teks, warna dan gambar, serta animasi yang bisa diolah sendiri
sesuai kreatifitas penggunanya”. [9]
Media presentasi digunakan untuk
menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran
klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini
cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki
jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua
unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound
menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas
belajar siswa.[10]
Program ini dapat mengakomodasi
siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik. Hal ini didukung
oleh teknologi perangkat keras yang berkembang cukup lama, telah
memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini
teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi
pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft
power point yang dikembangkan oleh Microsoft inc” Corel
presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga
perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc,
yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung
kepentingan tersebut.[11]
Berbagai perangkat lunak yang
memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat
menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan
sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling
banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini
adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan
proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan
bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam
kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan
berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan
perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat
dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).[12]
Pengolahan bahan presentasi dengan
menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat
presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus
dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan
proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides
projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau
instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi
telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan
presentasi melalui komputer secara maksimal.
Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi
merupakan salah satu metode pernbelajaran. Penggunaannya yang menempati
frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang
dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada
pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan
tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada
bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan
tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Di antaranya tuntutan terhadap
peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan
pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.
CD
Multimedia Interaktif
CD Interaktif dapat digunakan pada
pembelajaran di sekolah sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa
terutama komputer. Terdapat dua istilah dalam perkembangan CD interaktif ini
yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan Computer Assisted
Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi
media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi,
video, teks dan grafis.
Model-model pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran CD
Multimedia Interaktif banyak dilakukan oleh lembaga lembaga profesional dengan
pendidikan sistem jarak jauh (distance teaming).[13] Dalam sistem belajar tersebut, seorang peserta didik cukup mempelajari
materi dalam bentuk CD multimedia interaktif. Di dalam CD tersebut berisi materi-materi yang
wajib dipelajari. Materi juga dilengkapi dengan kuis-kuis untuk latihan. Konsep
seperti itu dapat diterapkan urituk sistem pembelajaran di perguruan tinggi. Dosen/
guru dapat menyusun materi dalam bentuk buku, kemudian diubah menjadi format digital.
Buku-buku digital dikemas ke dalam CD yang disertai presentasi materi kuliah
yang interaktif. Dalam CD tersebut juga disertai kuis-kuis untuk latihan.
Dengan CD interaktif tersebut, siswa dapat memutar berulang-ulang sehingga
materi yang disajikan dapat benar-benar dipahami dengan mudah dan praktis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:[14] Pertama, Model
Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah
satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang
lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati
suasana yang sebenarnya. Kedua, Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan
program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi
pelajaran. Metode Tutorial dalam CAI pola dasarnya mengikuti pengajaran
Berprograma tipe Branching yaitu informasi/mata pelajaran disajikan
dalam unit – unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa
dianalisis oleh komputer (Diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan
oleh penulis program) dan umpan baliknya yang benar diberikan.[15] Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan
yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Ketiga, Model Simulasi: Model simulasi dalam
CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Keempat,
Model Games: Model
permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di
mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan.[16]
Pada umumnya tipe penyajian yang
banyak digunakan adalah “tutorial”. Tutorial ini membimbing siswa secara tuntas
menguasai materi dengan cepat dan menarik. Setiap siswa cenderung memiliki
perbedaan penguasaan materi tergantung dari kemampuan yang dimilikinya.
Penggunaan tutorial melalui CD interaktif lebih efektif untuk mengajarkan
penguasaan Software kepada siswa dibandingkan dengan mengajarkan hardware.
Misalnya tutorial Microsoft Office Word, Access, Excel, dan Power
Point. Kelebihan lain dari CD interaktif ini adalah siswa dapat belajar secara
mandiri, tidak harus tergantung kepada guru/instruktur. Siswa dapat memulai
belajar kapan saja dan dapat mengakhiri sesuai dengan keinginannya. Selain itu,
materi-materi yang diajarkan dalam CD tersebut dapat langsung dipraktekkan oleh
siswa terhadap software tersebut. Terdapat juga fungsi repeat,
bermanfaat untuk mengulangi materi secara berulang-ulang untuk penguasaan
secara menyeluruh.
Video
Pembelajaran.
Menurut Cheppy Riyana dalam bukunya,
media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang
berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur,
teori aplikasi untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.[17] Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio
visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.
Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video
(tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas
melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan
ke monitor televise. Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis
media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar.
Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah
media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio visual
direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetik.[18]
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa video pembelajaran adalah adalah rangkaian gambar hidup yang ditayangkan
oleh seorang pengajar yang berisi pesan-pesan pembelajaran untuk membantu
pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.
Selain CD interaktif, video termasuk
media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di Kelas. Video ini bersifat
interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui
visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktek
sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di Kelas cocok
untuk mengajarkan suatu proses.
Internet
Internet, singkatan dari interconection
and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu,“the largest
global network of computers, that enables people throughout the world to
connect with each other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R.
Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan
Agustus 1962.[19]
Internet merupakan jaringan global
yang menghubungkan dengan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide area network) ajaran dan media komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap
komputer yang terhubung dengannya boleh melakukan komunikasi diantara satu sama
lain (Brace, 1997).[20] Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi
atau institusi kerana tiada satu pihak pun yang
mengatur dan memilikinya. Brace
juga menyebutkan Internet sebagai suatu "kesepakatan", karena untuk
membolehkan hubungan dan berkomunikasi setiap komputer harus menggunakan
protokol piawai iaitu TCP/IP ( Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
yang disetujui bersama.[21] Dengan kata
lain walaupun suatu komputer terhubung ke dalam jaringan Internet, tetapi kalau
ia tidak menggunakan komunikasi pengiriman dan penerimaan yang piawai telah
disetujui tersebut, maka komunikasi tidak boleh dilaksanakan.
Manfaat internet lebih banyak disebabkan oleh kecepatan,
kemudahan, murah dan canggih. Internet saat ini lebih cenderung digunakan untuk
kebutuhan e-mail dan browsing, padahal kemampuan dan fasilitas dari internet lebih
dari itu. Transfer pengetahuan yang dimungkinkan melalui internet justru bisa
lebih jauh efektif sekaligus efisien untuk membentuk intelektual manusia muda
dan masa depan.[22]
Pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. “Through
independent study, students become doers, as well as thinkers” (Cobine,
1997).[23] Para siswa
dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum,
database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah,
biografi, rekaman, laporan, data statistik, (Gordin et. al., 1995). Informasi
yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial
businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations
(.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural
groups (.arts).[24]
Siswa dapat berperan sebagai seorang
peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka
menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran dan melakukan pencarian
yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak
perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa
dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta
ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online.
Siswa dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka
dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk
mendiskusikan bahan ajar. Selain mengerjakan tugas-tugas pembelajaran dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat berkomunikasi
dengan teman sekelasnya.[25]
Pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:Pertama, Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua
penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak
memerlukan ruang kelas. Kedua, Proses
pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa. Ketiga, Pembelajaran dapat memilih topik
atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Keempat, Lama waktu belajar juga
tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa. Kelima, Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Keenam, Pembelajaran dapat dilakukan
secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan memungkinkan pihak
berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan
proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa
secara on-line.[26]
Perkembangan/kemajuan teknologi
internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah
dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai
kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran. Berbagai
percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat
menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.
Perangkat lunak yang telah
dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional
developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists)
mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).
Pembelajaran melalui internet di Sekolah dapat diberikan dalam beberapa format
(Wulf, 1996), di antaranya adalah: (1) Electronic mail (delivery of
course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, using a
course listserv., i.e., electronic discussion group, (2) Bulletin
boards/newsgroups for discussion of special group, (3) Downloading of course
materials or tutorials, (4) Interactive tutorials on the Web, dan (5) Real
time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or
Internet Relay Chat.[27]
Setelah bahan pembelajaran
elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses
melalui internet, maka kegiatan berikutnya yang perlu dilakukan adalah
mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat
diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para
guru juga perlu diberikan pelatihan agar mereka mampu mengelola dengan baik
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui intenet.
Karakteristik/potensi internet
sebagaimana yang telah diuraikan di atas tentunya masih dapat diperkaya lagi
dengan yang lainnya. Namun, setidak-tidaknya ketiga karakteristik/potensi
internet tersebut dipandang sudah memadai sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran melalui internet.
Pembelajaran
Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web atau yang
dikenal juga dengan web based learning
dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran
untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi Internet dan selama proses belajar
dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut
sebagai pembelajaran berbasis web.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web
bukan sekedar meletakkan materi belajar pada web untuk kemudian diakses melalui
komputer web digunakan bukan hanya sebagai media alternatif pengganti kertas
untuk menyimpan berbagai dokumentasi atau informasi. Web digunakan untuk mendapatkan
sisi unggul yang tadi telah diungkap. Keunggulan yang tidak dimiliki media
kertas ataupun media lain. Banyak pihak mencoba menggunakan teknologi web untuk
pembelajaran dengan meletakkan materi belajar secara online, lalu menugaskan
peserta didik untuk mendapatkan (downloading) materi belajar itu sebagai tugas
baca. Setelah itu mereka diminta untuk mengumpulkan laporan, tugas dan lain
sebagainya kembali ke guru juga melalui Internet.
Pemanfaatan E-learning Untuk Pembelajaran
Jaringan komputer berupa internet
dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan
ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik mereka masing-masing. Diskusi
dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas
internet dan web dengan sistem e-learning sehingga memungkinkan peserta didik
untuk mengakses informasi secara fleksibel tanpa terbatas waktu dan tempat.[28]
Menurut Jaya Kumar C. Koran
(2002), e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Adapula yang menafsirkan e-learning sebagai
bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media Internet.
Perbedaan Pembelajaran Tradisional
dengan e-learning yaitu guru dianggap sebagai orang yang serba
tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.
Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah
pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggungjawab untuk
pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’
akan ‘memaksa’ pelajar memainkan peranan yang lebih
aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi
dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Cisco (2001) menjelaskan
karakteristik e-learning, antara lain: Pertama,
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah
dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler. Kedua, Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
Ketiga,
Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan
di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat,
Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal
yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di
komputer. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang
menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib
dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu: sederhana, personal,
dan cepat.
Sistem yang sederhana akan
memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan
kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu
sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar
itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya.
Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti
layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan
pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan
kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan
membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian
layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan
kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat
dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.
[1]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 177.
[2]Daryanto,
Keterampilan Dasar Pengoperasian Komputer
(Bandung: Yrama Widya, 2004), 11-12.
[3]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 177.
[4]Hujair AH Sanaky, 207.
[5]Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, Materi
Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah
(Jakarta:t.p., 2008).
[6]I Simamora, Roymond H., Buku
Ajar Pendidikan dalam Keperawatan (Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2009), 70.
[7]Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar, Materi
Diklat Calon Pengawas Sekolah/Pengawas Sekolah
(Jakarta:t.p., 2008).
[8]Drs. Kenthut Aristo Rahadi, Pembuatan
Media Presentasi, Pelatihan Pemanfaatan Tik Untuk
Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008 (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008), 4.
[9]Ibid, 6.
[10]Wahana Komputer, Presentasi Kreatif dengan Microsoft
PowerPoint 2007 (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2007), 2.
[11]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 147.
[12]Ibid.
[13]Chomsin S. Widodo, M.SI dan Jasmadi, STP, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008),
204.
[14]Rusman, Belajar dan Pembelajaran
Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, 148.
[15]Nana Sudjana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran (Jakarta:
LPFE Univeritas Indonesia,
t.t.), 139.
[16]Eleanor. L Criswell, Intructional
Games (t.k.:t.p.,1989), 20.
[19]Rusman, Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Pembelajaran (Bandung:
UPI, 2009), 183.
[20]Hujair AH Sanaky, 217.
[21]Ibid., 218.
[22]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, 182.
[23]Rusman, Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Pembelajaran, 184.
[24]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21, 306.
[25]Yudhi Munadi,156.
[26]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21,
307.
[27]Rusman, Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Pembelajaran, 185.
[28]Rusman, Belajar dan
Pembelajaran Berbasis Komputer, mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21,
137.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar